Sabtu, 31 Mei 2014

Gladhi Madya untuk Mereka “Penerus Warisan Budaya”

           

             Menjadi anggota baru UKM UKJGS UGM adalah kebanggan tersendiri bagi beberapa orang. Menarikan berbagai tarian tradisional Jawa dengan gaya Surakarta dan juga memainkan alat musik tradisonalnya. Tak ada yang bisa menghentikan rasa bahagia yang amat dalam ketika melihat orang lain bertepuk tangan atas tampilan – tampilan yang sudah sering disuguhkan oleh UKJGS. Tapi dibalik semua itu berbagai hal terjadi untuk menemukan penerus warisan budaya ini. Ratusan mahasiswa dari seluruh penjuru Indonesia masuk ke dalam UKM ini setiap tahunnya. Dan dari ratusan itu menyisakan orang – orang yang benar – benar mau berjuang melestarikan warisan budaya ini. Kali ini mereka berada di sebuah babak baru. Setelah melewati pengukuhan mereka di Gladhi Purwo, kali ini mereka pada tanggal 20 Juni 2014 bertempat di Hall Gelanggang UGM akan mendapatkan pengukuhan di Gladhi Madya.
            Gladhi Madya adalah pentas bagi anggota baru UKJGS. Acara rutin setiap tahun ini, dimaknai sebagai panggung pertama mereka untuk mempersembahkan budaya Jawa dihadapan masyarakat luas. Mengusung tema “Langkah Pertama, Generasi Muda Berbudaya” pentas Gladhi Madya nantinya akan memberikan pelajaran berarti bagi anggota baru tentang kepercayaan diri, menghargai tentang proses latihan, dan rasa menghargai tentang budaya sendiri.
Acara ini akan menampilkan berbagai tampilan dari seluruh divisi yaitu divisi tari putra dan putri, divisi karawitan dan divisi pedhalangan. Dari divisi tari putri akan menampilkan tari Gambyong, tari Domba Nini dan tari Merak, sedangkan tari putra akan menyajikan suguhan tari kerakyatan. Divisi karawitan akan membawakan dua repertoar. Dibimbing pelatih karawitan UKJGS yaitu Pak Joko Suwito. Anggota baru ini akan membawakan lancaran UKJGS dan Lancaran Api Revolusi. Tidak ketinggalan juga repertoar yang dibawakan UKJGS pada acara FESCO di Malaysia, Ciblon juga akan dimainkan di Gladi Madya nanti.
Sebagai puncak acara dan sebuah hal yang baru. Cukup langka mencari penerus untuk bidang pedhalangan. Menjadi Dhalang bukanlah hal yang mudah. Namun di UKJGS ada satu anggota yang menjadi salah satu penerus berbakat. Rafif Pujasmara namanya. Laki – laki 18 tahun dan seorang mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM yang berasal dari kota Solo ini mengajukan dirinya untuk membawakan sebuah kisah melalui medium budaya yaitu wayang. Dengan judul “Sesaji Raja Surya” yang mengisahkan Prabu Pandudewanata melakukan sesaji surya.
Ketika ditanya mengapa memilih mengeluti divisi pedhalangan, laki – laki ini tersenyum malu - malu. Dia mengatakan bahwa sejak kecil sudah terbiasa dengan lingkungan seni dari kedua orangtuanya yang bekerja sebagai pengajar di sekolah menengah karawitan di kota kerak nasi itu. Bahkan sejak TK sudah berlatih untuk mendalang. Sebuah kebiasaan yang sangat jarang ditemui di jaman sekarang. Di usianya yang masih tergolong muda Rafif sudah bisa menguasai beberapa instrumen dalam gamelan bahkan instrumen musik yang lain.
Tak hanya membawakan cerita dalam pewayangan, dia juga ikut andil dalam pementasan di divisi karawitan dengan teman – teman anggota UKJGS lainnya. Ia terus mengasah kemampuannya untuk tampil dalam Gladhi Madya 2014 ini. Mempersiapkan penampilan terbaiknya dan terus berdoa kepada Tuhan. Tak lupa ia juga menyampaikan sebuah pesan untuk para penerus bangsa ini. “Jadilah generasi muda yang kuat dan berjiwa seni”.

Banyak kejutan lain yang nantinya dipersembahkan oleh anggota baru UKJGS pada pentas Gladhi Madya. Nyatanya para penerus warisan bangsa memanglah generasi muda. Generasi yang selalu berpikiran luas, bersemangat, dan memandang ke depan. Generasi yang tak akan pernah malu pada apapun yang dimiliki tanah airnya. Itulah pada hakekatnya tugas kita semua menjadi penerus bangsa ini.
                                                                                                                    By : Rosyida Arbil

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar