Menjadi anggota baru
UKM UKJGS UGM adalah kebanggan tersendiri bagi beberapa orang. Menarikan
berbagai tarian tradisional Jawa dengan gaya Surakarta dan juga memainkan alat
musik tradisonalnya. Tak ada yang bisa menghentikan rasa bahagia yang amat
dalam ketika melihat orang lain bertepuk tangan atas tampilan – tampilan yang
sudah sering disuguhkan oleh UKJGS. Tapi dibalik semua itu berbagai hal terjadi
untuk menemukan penerus warisan budaya ini. Ratusan mahasiswa dari seluruh penjuru
Indonesia masuk ke dalam UKM ini setiap tahunnya. Dan dari ratusan itu
menyisakan orang – orang yang benar – benar mau berjuang melestarikan warisan
budaya ini. Kali ini mereka berada di sebuah babak baru. Setelah melewati
pengukuhan mereka di Gladhi Purwo, kali ini mereka pada tanggal 20 Juni 2014
bertempat di Hall Gelanggang UGM akan mendapatkan pengukuhan di Gladhi Madya.
Gladhi Madya adalah pentas bagi anggota baru UKJGS. Acara
rutin setiap tahun ini, dimaknai sebagai panggung pertama mereka untuk
mempersembahkan budaya Jawa dihadapan masyarakat luas. Mengusung tema “Langkah
Pertama, Generasi Muda Berbudaya” pentas Gladhi Madya nantinya akan memberikan
pelajaran berarti bagi anggota baru tentang kepercayaan diri, menghargai
tentang proses latihan, dan rasa menghargai tentang budaya sendiri.
Acara
ini akan menampilkan berbagai tampilan dari seluruh divisi yaitu divisi tari
putra dan putri, divisi karawitan dan divisi pedhalangan. Dari divisi tari
putri akan menampilkan tari Gambyong, tari Domba Nini dan tari Merak, sedangkan
tari putra akan menyajikan suguhan tari kerakyatan. Divisi karawitan akan
membawakan dua repertoar. Dibimbing pelatih karawitan UKJGS yaitu Pak Joko
Suwito. Anggota baru ini akan membawakan lancaran UKJGS dan Lancaran Api
Revolusi. Tidak ketinggalan juga repertoar yang dibawakan UKJGS pada acara
FESCO di Malaysia, Ciblon juga akan dimainkan di Gladi Madya nanti.
Sebagai
puncak acara dan sebuah hal yang baru. Cukup langka mencari penerus untuk
bidang pedhalangan. Menjadi Dhalang bukanlah hal yang mudah. Namun di UKJGS ada
satu anggota yang menjadi salah satu penerus berbakat. Rafif Pujasmara namanya.
Laki – laki 18 tahun dan seorang mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM yang berasal
dari kota Solo ini mengajukan dirinya untuk membawakan sebuah kisah melalui
medium budaya yaitu wayang. Dengan judul “Sesaji Raja Surya” yang mengisahkan
Prabu Pandudewanata melakukan sesaji surya.
Ketika
ditanya mengapa memilih mengeluti divisi pedhalangan, laki – laki ini tersenyum
malu - malu. Dia mengatakan bahwa sejak kecil sudah terbiasa dengan lingkungan
seni dari kedua orangtuanya yang bekerja sebagai pengajar di sekolah menengah
karawitan di kota kerak nasi itu. Bahkan sejak TK sudah berlatih untuk
mendalang. Sebuah kebiasaan yang sangat jarang ditemui di jaman sekarang. Di
usianya yang masih tergolong muda Rafif sudah bisa menguasai beberapa instrumen
dalam gamelan bahkan instrumen musik yang lain.
Tak
hanya membawakan cerita dalam pewayangan, dia juga ikut andil dalam pementasan
di divisi karawitan dengan teman – teman anggota UKJGS lainnya. Ia terus
mengasah kemampuannya untuk tampil dalam Gladhi Madya 2014 ini. Mempersiapkan
penampilan terbaiknya dan terus berdoa kepada Tuhan. Tak lupa ia juga
menyampaikan sebuah pesan untuk para penerus bangsa ini. “Jadilah generasi muda
yang kuat dan berjiwa seni”.
Banyak
kejutan lain yang nantinya dipersembahkan oleh anggota baru UKJGS pada pentas
Gladhi Madya. Nyatanya para penerus warisan bangsa memanglah generasi muda.
Generasi yang selalu berpikiran luas, bersemangat, dan memandang ke depan.
Generasi yang tak akan pernah malu pada apapun yang dimiliki tanah airnya.
Itulah pada hakekatnya tugas kita semua menjadi penerus bangsa ini.
By : Rosyida Arbil